PEMALANG – Kabupaten Pemalang memiliki bentuk topografi yang bervariasi. Bagian Utara merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bagian tengah merupakan dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6-15 mdpl
dataran tinggi dengan ketinggian antara 16-212 mdpl terletak di wilayah bagian tengah dan selatan dan bagian Selatan merupakan dataran tinggi dan pengunungan subur serta berhawa sejukdengan ketinggian 213-925 mdpl.
Kontur pegunungan di daerah Pemalang bagian Selatan menjadi komunikasi melalui media telepon seluler menjadi terhambat. Sebaran sinyal dari menara telekomunikasi seluler seringkali terhambat oleh perbukitan. Sehingga kualitas sinyal yang didapat oleh pengguna telepon seluler di daerah tersebut sangat rendah.
Komunikasi suara melalui telepon seluler yang menggunakan sinyal pada jaringan 2G pada sebagian besar lokasi tersebut sangat tidak stabil. Jadi jangan berharap untuk dapat berkomunikasi melalui aplikasi layanan pesan, suara, atau video melalui aplikasi messeging, misal WhatsApp dapat terpenuhi. Seperti yang kita ketahui, aplikasi layanan pesan dan aplikasi lainnya pada smartphone menggunakan jaringan 4G sebagai jaringan pertukaran data.
Layanan telekomunikasi di daerah pegunungan yang sebagian besar belum tercover oleh jaringan 4G menjadikan daerah tersebut sebagai daerah blankspot komunikasi suara dan komunikasi data.
Daerah blankspot yang melingkupi beberapa desa di Kabupaten Pemalang utamanya di bagian Selatan, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pemalang. Mengingat program unggulan Bupati Pemalang adalah DEDI (Desa Digital), DEWI (Desa Wisata), DESI (Desa Sinergi), dan KOIN (Kota Industri).
Pondasi dari program-program unggulan tersebut adalah tersedianya akses internet yang cepat dan stabil.
Berdasarkan hasil survei Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Pemalang pada tahun 2021, ditemukan ada 22 desa dengan status blankspot. Hal ini berpotensi menjadi hambatan dalam menyukseskan program unggulan Bupati Pemalang tersebut.
Blankspot di Kabupaten Pemalang Pemalang juga menjadi perhatian pemerintah pusat walaupun Kabupaten Pemalang bukan termasuk dalam daerah 3T (Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal).
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pemalang melalui Diskominfo melakukan beberapa langkah untuk mengatasi blankspot di beberapa desa tersebut.
Layanan telekomunikasi seluler yang menjadi ranah pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI mengharuskan Diskominfo melakukan koordinasi ke pemerintah pusat.
Rapat koordinasi pun digelar. Pada Selasa, 7 Desember 2021, Kemenko Polhukam RI mengundang Kemkominfo RI, Diskominfo dan empat operator seluler secara virtual untuk membahas secara khusus tentang solusi blankspot di Kabupaten Pemalang.
Dari hasil rakor tersebut disampaikan bahwa akan dilakukan penambahan 3 site di Desa Belik, Desa Gunung Jaya, dan Desa Mendelem oleh Telkomsel. Penambahan 12 site oleh Indosat Ooredoo di tahun 2022 tetapi tidak disebutkan lokasinya. Sedangkan XL Axiata pada tahun 2022 ini akan melakukan penambahan 3 site tanpa menyebutkan lokasi yang akan dibangun. Smartfren akan melakukan perbaikan sinyal dan coverage di 4 desa, juga tidak menyebutkan lokasinya.
Upaya serius penanganan blankspot di Kabupaten Pemalang, berlanjut dengan menggelar rakor lanjutan oleh Kemenko Polhukan RI pada Rabu, 19 Januari 2022 secara virtual dengan peserta yang sama pada rakor sebelumnya.
Rakor kali ini menghasilkan kesepakatan bahwa Telkomsel akan melakukan pemasangan menara telekomunikasi di Desa Badak dan Desa Gunungjaya pada kuartal 2 tahun 2022.
Sedangkan, Indosat Ooredoo Hutchison akan melakukan penambahan 7 site di Kabupaten Pemalang pada kuartal 3 dan 4 dengan lokasi yang belum ditentukan.
Sementara itu, XL Axiata akan meningkatkan kualitas layanan data dengan membangun repeater sebagai penguat sinyal di beberapa lokasi blankspot. Hal yang sama akan dilakukan oleh Smartfren dengan mengoptimasi layanan dari 19 site existing di Kabupaten Pemalang.